BUTUH KELEMBUTAN DALAM BERDAKWAH
Berkata al-Imam Abdul Aziz Bin Baz –
rahimahullah-:
هذا
العصر عصر الرفق والصبر والحكمة، وليس عصر الشدة، الناس أكثرهم في جهل، في
غفلة إيثار للدنيا، فلا بد من الصبر، ولا بد من الرفق حتى تصل الدعوة،
وحتى يبلغ الناس وحتى يعلموا، ونسأل الله للجميع الهداية .
“Masa
ini merupakan masa kelembutan, kesabaran dan hikmah, bukan masa
bersikap keras. Kebanyakan manusia hidup dalam kejahilan, lalai dalam
memprioritaskan kehidupan dunia. Harus bersifat sabar, harus dengan
kelembutan, agar dakwah bisa tersampaikan, sampai kepada manusia hingga
mereka mengetahui.
Kami memohon kepada Allah Ta’ala agar memberi hidayah kepada semuanya.
(Fatawa Nur ‘Alad Darb: 8/ 378)
Catatan:
Lembut bukan berarti lembek, dan mengorbankan prinsip-prinsip manhaj
salafi, sebagaimana hikmah bukan berarti bermudah-mudahan dalam perkara
yang haram.
——-
TINGGALKAN SIKAP KASAR DALAM BERDAKWAH
Berkata Al-Allamah Tabi’in Bin Hadi Al-Madkhali –
Hafizhahullah-:
”
ومن كان عنده شيءٌ من القسوة أو الشدّة ، فليتق الله في نفسه ، وليرحم
إخوانه ، وليحترم هذه الدعوة ، وعليه أن يدرك بأنّه – بهذه الأخلاق
المنافية للمنهج وللأخلاق التي جاء بها الإسلام – تضرُّ أضرارًا بالغة ،
فليتجرّد لله ربّ العالمين ” اﻫـ .
“Siapa yang memiki sikap
kasar dan keras, hendaknya dia bertakwa kepada Allah Ta’ala pada
dirinya, dan hendaknya dia mengasihi saudara-saudaranya, dan menghormati
dakwah ini. Hendaknya dia memahami bahwa berakhlak dengan akhlak yang
menyelisihi manhaj dan akhlak yang diajarkan Islam, sangat memberi
kemudaratan, maka hendaknya seseorang ikhlas karena Allah
Rabbul’alamin.”
(Al-Lubaab min Majmu’ nashaaih wa taujiihaat Asy-Syaikh Tabi’in lisy-syabaab:132)
——-
LEMBUT BUKAN LEMBEK
Berkata Al-Allamah Ibnu Utsaimin –
rahimahullah-:
” ﻗﺪ ﻳﻈﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﺃﻥَّ ﻣﻌﻨﻰ ﺍﻟﺮِّﻓﻖ ﺃﻥ ﺗﺄﺗﻲ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﺸﺘﻬﻮﻥ ﻭﻳﺮﻳﺪﻭﻥ ، ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻷﻣﺮ ﻛﺬﻟﻚ .
ﺑﻞ ﺍﻟﺮِّﻓﻖ ﺃﻥ ﺗﺴﻴﺮ ﺑﺎﻟﻨَّﺎﺱ ﺣﺴﺐ ﺃﻭﺍﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ، ﻭﻟﻜﻦ ﺗﺴﻠﻚ ﺃﻗﺮﺏ ﺍﻟﻄﺮﻕ ﻭﺃﺭﻓﻖ ﺍﻟﻄﺮﻕ ﺑﺎﻟﻨَّﺎﺱ .
ﻭﻻ ﺗﺸﻖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﻲ ﺷﻲﺀ ﻟﻴﺲ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ.
اهـ
.
“Ada
sebagian orang menyangka bahwa makna kelembutan adalah engkau menyikapi
manusia sesuai kehendak dan kemauan mereka, itu hal yang tidak benar.
Namun
kelembutan yang dimaksud adalah menyikapi manusia berdasarkan perintah
Allah dan rasul-nya, namun engkau menempuh cara terdekat dan terlembut
kepada manusia, dan jangan engkau mempersulit mereka pada sesuatu yang
tidak terdapat padanya perintah Allah dan rasul-Nya.”
(Syarah Riyadhus Shalihin: 3/ 634)
Sumber:
https://t.me/Askarybinjamal ,
Salafybpp.com